Tampilan Gaya Natural Fashion

Written By Kom Limpulnam on Jumat, 20 April 2012 | 17.41

Tampilan Gaya Natural Fashion WAJAH mode kini berubah dan kaum wanita semakin menyadari bahwa cantik bukan lagi berarti kurus, berkulit putih, dan berambut pirang. ”Real women” yang natural kini bakal mewarnai wajah mode pada abad ini.

Di dunia mode dan kecantikan, perputaran tren terjadi dengan cepat. Namun, tidak dengan citra cantik yang sejak dulu dimaknai sebagai berkulit putih dan bertubuh langsing. Citra yang membuat banyak perempuan di dunia rela mencoba beragam kosmetik, melakukan diet ketat hingga tindakan operatif agar identitas cantik melekat pada mereka. Namun, kini kaum wanita sudah semakin menyadari bahwa cantik bukan berarti menyiksa diri dan hal tersebut ikut mengubah wajah dunia mode.

Kini, banyak majalah mode dan label mode yang menampilkan citra ”real women”, bukan lagi model-model bertubuh sekurus pensil yang menciptakan citra cantik palsu. Lihat saja model berusia 40 tahun, Helena Christensen, yang berpose untuk Agent Provocateur atau Jerry Hall untuk Chanel. Sementara majalah Elle Prancis memilih Monica Bellucci, Sophie Marceau, dan Eva Herzigova yang difoto ”nude” alias tanpa make up untuk menunjukkan citra cantik natural.

Tidak hanya majalah mode Prancis yang peduli citra baru kecantikan wanita, majalah mode Inggris pun melakukan hal serupa. Penyanyi dengan ukuran tubuh plus Beth Ditto telah menjadi model sampul majalah untuk Love dan Dazed & Confused, dan bahkan merilis lini modenya sendiri bekerja sama dengan label highstreet Evans. Sementara model berukuran tubuh 14 Crystal Renn telah dikontrak untuk menjadi wajah Mango, sekaligus muncul di sampul majalah Harper’s Bazaar Australia, VogueRusia, dan majalah online.

Iklan dan sampul majalah yang lebih ”ramah” terhadap wanita tentu memberikan pengaruh terhadap dunia mode. Debenhams bahkan baru-baru ini menggunakan manekin berukuran 16 yang menurut mereka merepresentasikan ukuran ratarata konsumen mereka. Salah satu konsumen Debenhams, Lily Stuart, mengaku adanya manekin berukuran 16 di toko membuatnya merasa nyaman saat berbelanja.

”Selama ini, kami wanita bertubuh plus merasa tertekan dengan semua busana berukuran kecil yang dijual di toko. Kami merasa tidak modis dan tidak nyaman dengan diri sendiri. Apa yang dilakukan Debenhams membuat kami percaya bahwa bertubuh besar pun tetap bisa tampil modis,” katanya.

Para desainer pun sekarang ini semakin gencar mengampanyekan cantik yang sehat sebagai bagian dari mode. Baru-baru ini, demi memerangi isu anoreksia yang masih membayangi dunia modeling, Presiden Council of Fashion Designers of America (CFDA) Diane von Furstenberg merilis peraturan baru untuk Pekan Mode New York yang menggarisbawahi tentang kesehatan para model.

Peraturan tersebut menggenapi regulasi yang telah ditetapkan kota-kota mode lainnya, seperti Milan dan Sao Paolo, yang melarang penggunaan model dengan indeks berat tubuh di bawah 18. Sementara Paris dan London melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap para model, termasuk memberi penyuluhan mengenai gejala dan bahaya kelainan pola makan.

”Kami sangat menyadari bahwa dunia fashion dan modeling membawa pengaruh besar bagi para perempuan di luar sana, dan kami ingin memastikan bahwa kami menjadi contoh baik,” tutur von Furstenberg.

Di luar masalah bentuk tubuh, dunia mode pun kini jauh lebih ramah terhadap isu rasial. Lihat saja majalah mode Vogue yang kerap menggunakan model berkulit hitam atau Hispanik sebagai model sampulnya. Bahkan, Vogue Italia harus mencetak ulang edisi yang menampilkan hanya model berkulit hitam di dalamnya.

”Selama ini fashiondipenuhi model-model Eropa Timur dan masyarakat mode mulai bosan dengan mereka,” ujar pengamat mode Marshal Cohen.

”Kini fashion tak selalu harus menggunakan model-model bertampang dingin, pelaku mode bisa lebih bebas berekspresi dengan model Hispanik, Asia, atau bahkan model berkulit hitam yang hingga beberapa waktu lalu adalah kaum minoritas di dunia mode,” tutur Cohen. ”Saya rasa, inilah yang disebut perubahan wajah mode,” ujarnya.

Tidak hanya di sampul majalah, perubahan wajah mode juga banyak terlihat di atas catwalk. Model-model Asia, terutama dari China, Jepang, Korea, dan India kini lebih sering terlihat di atas runway internasional, membaur bersama model-model ”unggulan” berkulit putih dan berambut pirang, yang merupakan wajah mode sebelumnya. Sebut saja Sui He, model kelahiran Wenzhou, China, yang berhasil menjadi salah satu model tetap di catwalk New York Fashion Week. Sui He pun beberapa kali pernah menjajal panggung mode Eropa dengan beraksi di Milan dan London.

Sui He juga menjadi model Asia pertama yang ”membuka” pertunjukan Ralph Lauren di New York Fashion Week. Lini pakaian dalam eksklusif Victoria’s Secret menggandeng Liu Wen, model asal China, yang juga menjadi model Asia pertama di catwalk show tahunan label tersebut. Liu pun merupakan model Asia pertama untuk label kosmetik raksasa Estee Lauder.

”Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan model Asia terus meningkat,” ujar Angelica Cheung, Editor- in-Chief Vogue China. ”Dulu, hanya nama Du Juan yang pernah disebut sebagai supermodel Asia, sekarang mereka ada di mana-mana." Tampilan Gaya Natural Fashion

Anda sedang membaca artikel tentang

Tampilan Gaya Natural Fashion

Dengan url

http://pedulipenampilan.blogspot.com/2012/04/tampilan-gaya-natural-fashion.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Tampilan Gaya Natural Fashion

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Tampilan Gaya Natural Fashion

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger